Kamis, 06 Desember 2012

CERPEN


LIMARAN

        Limaran adalah permaisuri raja yang cantik jelita. Walaupun berpenampilan sederhana, ia tetap memiliki kecantikan yang luar biasa. Sang Putri mempunyai kegemaran membatik.
          Pada suatu hari ketika Limaran sedang mengandung, Raja pergi berburu selama berhari-hari. Untuk mengisi kekosongan waktu, Limaran melakukan kegiatan sesuai dengan kegemarannya. Ia sangat suka membatik di tempat yang tenang.
          Ketika Limaran sedang asyik membatik di atas pohon di tepi telaga yang sunyi, seorang peri yang buruk rupa sedang berkaca di air telaga, tepat di bawah Limaran membatik. Si Buruk tersenyum-senyum memandang bayangan wajah cantik di air telaga. Ia menyangka bayangan itu adalah wajahnya. “Alangkah cantik nya aku,” gumamnya.
          Namun, apa yang terjadi ketika ia tertawa lebar-lebar dan wajah itu membisu. Ia dongakkan kepalanya ke atas, dilihatnya seorang putri cantik bertengger di atas pohon. Barulah ia menyadari bahwa bayangan itu bukan dirinya. Bersamaan dengan itu, sang putri melihat ke bawah. Sang putri sangat terkejut melihat peri yang sangat buruk rupa berada di bawah nya, sehingga canting yang di pegangnya jatuh ke tanah.
          Limaran berkata, “Hai, Peri. Jika engkau menolong aku mengambilkan cantingku yang jatuh, engkau akan ku ajak ke istana menjadi pembantuku.” Mendengar kata Limaran itu, si Buruk merasa gembira, lalu diambilnya canting yang jatuh, kemudian diserahkannya kepada Limaran.
          Sesuai dengan janji Limaran, si Buruk menjadi pembantu Limaran. Karena si Buruk dapat menunjukkan perangai yang baik, ia sangat dipercaya oleh sang Putri. Namun, di balik semua ituhati si Buruk diliputi rasa iri dengan kecantikan dan kebahagiaan sang Putri. Ia berpikir,”Alangkah bahagianya aku jika aku menjadi permaisuri.” Maka ia selalu mencari kesempatan untuk menyingkirkan Limaran.
          Kesempatan itu akhirnya tiba. Ketika Limaran hamil tua, Raja pergi berburu di hutan yang jauh letaknya. Oleh karena itu, pada saat Limaran melahirkan dan Raja tidak ada di Istana, kesempatan itu tidak disia-siakan oleh si Buruk. Dengan berdalih menolong, Limaran dapat diperdaya. Limaran meninggal saat melahirkan. Ia dimakamkan di halaman istana dan bayi nya di susui oleh si Buruk.
          Setelah sebulan lamanya, Raja kembali ke istana dengan hati bangga karena mendengar kabar putranya telah lahir. Namun, betapa terkejutnya Raja ketika menetahui bahwa permaisuri telah wafat. Seketika wajahnya menjadi muram. Si Buruk berusaha menghibur, tetapi tidak berhasil.
          Hari demi hari keadaan Raja semakin mengkhawatirkan. Beliau tidak mempedulikan lagi keadaan sekelilingnya. Kerjanya hanya termenung-menung menunggui pusara permaisuri yang kini ditumbuhi oleh pohon bunga melati yang harum baunay. Hati si Buruk semakin gemas. Maka ketika Raja tidak ada di sana bunga melati itu dicabut dan dibuang jauh-jauh oleh si Buruk. Raja semakin kehilangan.
          Syahdan di tempat pembuangan bunga melati itu, tumbuh pohon maja yang berbuah hanya satu. Ketika buah itu ranum, mengundang selera seorang juru masak untuk memetiknya, lalu dibawa pulang. Aneh, buah itu dapat berbicara dan menjelma menjadi seorang putrid yang cantik jelita. Juru masak dapat mengenali nya, ia adalah Limaran permaisuri raja. Limaran meminta kepada juru masak itu agar boleh tinggal di rumahnya. Juru masak yang kebetulan adalah seorang janda tidak merasa keberatan, bahkan dengan senang hati ia menerimanya.
          Selama tinggal di rumah juru masak, sang Putri selalu memperhatikan kepentingan putranay. Ia membuat baju-baju bayi yang disulam indah serta membuat penganan kegemaran Raja. Tentu saja Raja menjadi bertanya-tanya, siapakah gerangan yang dapat membuat penganan kegemarannya. Rupanya tidak mudah untuk mengetahui karena juru masak itu tidak mau berterus terang. Namun, akhirnya rahasia itu terbongkar ketika secara diam-diam Raja mengikuti juru masak itu pulang ke rumahnya. Pertemuan Raja dan Permaisuri itu sangat mengharukan. Raja berjanji akan menghukum si Buruk setimpal denagn kesalahannya.
          Si Buruk dihukum mati, mayatnya dikubur kan di belakang istana. Karena kejahatannya, maka di atas kuburannya tumbuh bunga bangkai yang berbau busuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar